Jawaban * Membaca buku Ini adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Sebenarnya buku apa pun itu bagus untuk dibaca. Tidak perlu muluk2 buku yang berat-berat. Apalagi untuk yang belum terbiasa membaca buku, mulailah membaca buku yang benar-benar disukai, novel misalnya. * Bersih-bersih Ini juga
Daftar Isi 1. Pengantar2. Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Waktu Luang yang Kegiatan Waktu Luang yang Kegiatan Waktu Kegiatan Waktu Lebih Mengenali Diri Meningkatkan Suasana Peningkatan Meningkatkan Rasa Pemberdayaan dan Nilai Memberikan pengalaman yang Berbeda!waktu-luang-1!PengantarKegiatan waktu luang merupakan kegiatan menyenangkan yang kita lakukan secara sukarela saat terbebas dari tuntutan pekerjaan atau tanggung jawab lainnya, misalnya melakukan hobi yang kita suka, berolahraga, bersosialisasi, menghabiskan waktu untuk menikmati alam, dan lain waktu luang memiliki dampak yang positif bagi kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Menurut penelitian, seseorang yang rutin melakukan kegiatan waktu luang memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan memiliki kualitas tidur yang lebih waktu luang bermanfaat saat kita mengalami stres atau pada masa pemulihan setelah mengalami stres. Secara spesifik, kegiatan rekreasi seperti liburan, tidur siang, atau coffee breaks dapat memberikan kesempatan bagi kita untuk beristirahat dan terlibat dalam aktivitas yang ini berdampak pada munculnya emosi positif dan berkurangnya stres yang dirasakan karena ketika seseorang rutin melakukan kegiatan waktu luang, mereka cenderung merasakan emosi positif merasa semangat, sejahtera, dan tenang, merasakan kepuasan hidup yang lebih tinggi, dan memiliki tingkat depresi yang rendah. Kegiatan waktu luang memfasilitasi pemulihan kita setelah mengalami stres dengan mengisi ulang sumber daya yang terkuras saat kita mengalami stres. !waktu-luang-2!Jenis Kegiatan Waktu LuangTerdapat beberapa tipe kegiatan waktu luang, yaitu!waktu-luang-21!1 Kegiatan waktu luang yang AktifKegiatan waktu luang yang aktif melibatkan gerakan fisik dan dilakukan bersama dengan orang lain atau sendiri, seperti berolahraga, travelling, merapikan rumah, dan lain sebagainya. Olahraga rutin memiliki dampak terhadap kesehatan diantaranya adalah berkurangnya risiko terkena penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke, dan kanker, meningkatnya mood, dan membuat seseorang merasa lebih rileks. Dengan berolahraga terjadi pelepasan dan pengikatan ? -endorfin opioid endogen ke lokasi reseptor di otak, hal ini membuat meningkatnya mood dan berkurangnya kecemasan setelah berolahraga. Lebih lanjut lagi, saat berolahraga, perhatian kita akan teralihkan dari sumber stress, sehingga kita dapat beristirahat sejenak dari segala aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Selanjutnya, travelling dan aktivitas merapihkan rumah memberikan kesempatan bagi kita untuk beristirahat dan terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, sehingga berdampak pada munculnya emosi positif dan berkurangnya stres yang dirasakan. !waktu-luang-22!2 Kegiatan waktu luang yang PasifKegiatan waktu luang ini melibatkan kegiatan yang tidak memerlukan gerakan fisik, seperti membaca, menonton TV, mendengarkan musik, mendengarkan radio, bermain games di komputer dan lain sebagainya. Sama halnya dengan kegiatan waktu luang yang aktif, kegiatan waktu luang yang pasif juga memberikan kesempatan bagi seseorang untuk beristirahat dan terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, sehingga berdampak pada munculnya emosi positif dan berkurangnya stres yang dirasakan. Sebagai contoh, bermain games Angry Birds dan Bejeweled II dapat meningkatkan mood dan membuat seseorang menjadi lebih tenang atau rileks.!waktu-luang-23!3 Kegiatan waktu luang SosialContoh dari kegiatan ini adalah menghabiskan waktu dengan keluarga, bertemu teman, mengikuti kegiatan di karang taruna, menjadi relawan dan lain sebagainya. Sama halnya dengan kegiatan waktu luang yang lain, kegiatan waktu luang sosial juga memberikan kesempatan bagi seseorang untuk beristirahat dari segala aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan dan membuat seseorang terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan, sehingga berdampak pada munculnya emosi positif dan berkurangnya stres yang dirasakan. Kegiatan waktu luang sosial, yaitu menjadi relawan memiliki dampak terhadap kesehatan mental, hal ini sudah terbukti secara empiris, dimana menurut sebuah penelitian, individu yang terlibat dalam kegiatan sukarelawan secara teratur memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah mengikuti kegiatan sukarelawan.!waktu-luang-3!Manfaat Kegiatan Waktu Luang!waktu-luang-31!1 Lebih Mengenali Diri SendiriKegiatan waktu luang dapat memperkaya seseorang untuk mengenal dirinya sendiri, sehingga memungkinkan mereka untuk mengetahui bagaimana menanggapi dan bereaksi terhadap situasi dan mencegah mereka jatuh ke dalam kondisi stres dan depresi.!waktu-luang-32!2 Meningkatkan Suasana HatiKegiatan waktu luang merupakan pilihan bebas tentang apa yang akan dilakukan, melakukan sesuatu yang diminati seseorang kemungkinan besar akan menawarkan istirahat mental dan kesenangan. Maka hal ini akan membantu menjernihkan pikiran dan meningkatkan mood. Akan lebih mudah mengatur waktu dan tugas serta menjadi lebih positif dengan diri sendiri dan kehidupan secara umum.!waktu-luang-33!3 Peningkatan ProduktifitasBahwa produktifitas akan menurun dan terganggu jika terlalu banyak istirahat. Namun demikian bekerja terus menerus tanpa istirahat juga akan mengurangi produktivitas karena ada kemungkinan kesalahan akan terjadi. Bahwa istirahat dari pekerjaan membantu menjernihkan pikiran seseorang dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah. Beristirahat dan berpartisipasi dalam kegiatan santai membantu menjernihkan pikiran, menawarkan kesempatan untuk memiliki pikiran segar untuk menghadapi tantangan dan menyelesaikannya.!waktu-luang-34!4 Meningkatkan Rasa Pemberdayaan dan Nilai DiriKegiatan waktu luang yang melibatkan pikiran dapat meningkatkan daya ingat. Kegiatan ini akan menantang kemampuan mental manusia dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sehingga meningkatkan rasa pemberdayaan dan harga diri. Mengambil bagian dalam kegiatan ini juga akan membantu Meningkatkan harga diri.!waktu-luang-35!5 Memberikan Pengalaman yang BerbedaBerpartisipasi dalam aktivitas santai meningkatkan interkoneksi dengan orang lain. Sosialisasi ini membantu dalam mendapatkan pengalaman yang berbeda dari personel yang berbeda dari berbagai sektor. Individu bertemu orang lain yang memiliki minat yang sama dan berbeda dan bahkan berteman menawarkan pengalaman yang tipe-tipe waktu luang dan contoh kegiatannya, serta manfaatnya. Kegiatan waktu luang merupakan kegiatan yang penting untuk kita lakukan karena dampak positif yang ditawarkan bagi kesehatan fisik dan mental kita. Untuk itu, mari kita cari tahu kegiatan waktu luang apa yang kita suka dan lakukan kegiatan tersebut saat memiliki waktu luang supaya kesehatan kita terus Anderson, E. H., & Shivakumar, G. 2013. Effects of exercise and physical activity on anxiety. Frontiers in psychiatry, 4, 1-4. Cho, D., Post, J., & Kim, S. K. 2018. Comparison of passive and active leisure activities and life satisfaction with aging. Geriatrics & gerontology international, 183, I., Lobel, A., & Engels, R. C. 2014. The benefits of playing video games. American psychologist, 691, M. W. 2008. Exercise, mood, and psychological well-being A practitioner's guide to theory, research, and application. ACSM'S Health & Fitness Journal, 125, S. D., Matthews, K. A., Cohen, S., Martire, L. M., Scheier, M., Baum, A., & Schulz, R. 2009. Association of enjoyable leisure activities with psychological and physical well-being. Psychosomatic medicine, 717, K., & You, S. 2013. Leisure type, leisure satisfaction and adolescents’ psychological well being. Journal of Pacific Rim Psychology, 72, 53-62. Tabassum, F., Mohan, J., & Smith, P. 2016. Association of volunteering with mental well-being A lifecourse analysis of a national population-based longitudinal study in the UK. BMJ open, 68, Leisure Activities Overview & ExamplesBaca Juga Tips Mengatasi Anak Yang Tidak Mau SekolahTeori Kecerdasan Majemuk - Multiple Intellegences
Untukmengisi waktu luang, kamu bisa membaca buku apapun yang kamu sukai bila ingin lebih produktif. Kamu bisa membaca buku di waktu yang sebentar seperti hitungan menit atau bisa sampai berjam-jam. Dengan membaca buku, kamu bukan hanya bisa mengisi waktu luang, tapi kamu juga bisa mendapat pengetahuan baru yang tidak kamu dapat selama
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Top-aplikasi-permainan-catur-njjdwdaf4d" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
1 Ciri-ciri yang mendasar untuk kegiatan waktu luang adalah 2. Kelompok kegiatan keterampilan vakasimal untuk mengisi waktu luang, contohnya. 3. Kegiatan waktu luang untuk kesehatan dapat diisi dengan melakukan aktivitas jasmani yang berupa 4. Orang yang sehat mentalnya karena pola hidup sehat yang teratur dapat menunjukkan hal-hal
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Top-jurnal-etika-bisnis-islam-online-shop-7ogah" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
MenurutMuhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Sedangkan menurut negara-negara barat, waktu luang didefinisikan sebagai waktu bebas yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi untuk kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur.
Mengisi waktu luang bagi semua orang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan seperti istirahat, hiburan, rekreasi, dan kegiatan pilihan sendiri untuk menghilangkan dari rasa capek dan melepaskan dari rasa bosan. Menurut pengertian waktu atau sering juga disebut dengan masa adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Sedangkan pengertian waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang efektif. Waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif. Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan To be Permited atau menjadi bebas To be Free. Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang Free Time. Teori Waktu Luang Dalam buku “Leisure and Recreation Management” karya George Torkildsen, disebutkan teori yang berkaitan dengan leisure, antara lain 1. Waktu luang sebagai waktu leisure as time Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri. 2. Waktu luang sebagai aktivitas leisure as activity Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa “Waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif atau untuk meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat”. 3. Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif leisure as an end in itself or a state of being Pieper beranggapan bahwa waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang. 4. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas leisure as an all embracing Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan baru. 5. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup leisure as a way of living Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”. Pengertian Waktu Luang
Berikutadalah beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan oleh para remaja untuk memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki. Membaca Buku. Saya biasanya memanfaatkan waktu luang yang saya miliki untuk membaca buku. Memang agak berat untuk pertamakalinya. Namun, bila kita paksa maka lama kelamaan akan menjadi terbiasa dan membaca buku pun menjadi
Common Behavior Existensi Time Existence Activities - Exclusive Behavior - The Have’s Behavior - Trend Follower Meet The Tourism Incidental Need on Duty Travelling Criteria TIME Subsistence Time Leisure Subsistence Activities Leisure Common Behavior Recreation A Trip Cross The Hometown Border TOURISM Time Activities Recreation in The Hometown Border Hobbies Additional Existence Additional Subsistence Gambar 2 Skema Time-Budget Avenzora 2008. Avenzora 2008 menjelaskan bahwa dalam konteks leisure studies ada dua hal penting yang perlu dimengerti secara baik, yaitu 1 the leisure time pattern, dan 2 the pattern of leisure activities. Pola waktu luang perlu untuk dimengerti guna mengukur peluang danatau kebutuhan rekreasi yang dapat danatau dibutuhkan oleh individupopulasi dalam waktu luang. Adapun pola waktu luang the pattern of leisure activities adalah mengilustrasikan tingkat partisipasi yang secara aktif diambil oleh individu dalam memanfaatkan waktu luang. Dalam konteks perencanaan, Avenzora 2008 menjelaskan bahwa pengetahuan tentang rekreasi dapat disimplifikasikan melalui pengertian yang baik tentang recreation demand dan recreation supply. Dipaparkan bahwa berbicara tentang recreation demand adalah berbicara tentang 1 siapa yang meminta, 2 apa dan berapa banyak yang diminta dan 3 kapan diminta. Berbicara tentang recreation supply dapat dipahami melalui pengertian tentang 1 apa dan berapa banyak dapat diberikan, 2 kapan dapat diberikan dan 3 kepada siapa dapat diberikan. Sejalan dengan pendekatan waktu dan ruang yang digunakannya, maka Avenzora 2008 memaknai suatu sumberdaya rekreasiwisata recreation- resources sebagai “suatu ruang tertentu dengan batas-batas tertentu yang mengandung elemen-elemen ruang tertentu yang dapat 1 menarik minat orang untuk berekreasi, 2 menampung kegiatan rekreasi dan 3 memberikan kepuasan orang berekreasi” . Dijelaskan, untuk mempelajari kompleksitas dalam tourism , suatu model yang diajukan oleh Ja’fari cited in Cooper et. al., 1999 dapat dipertimbangkan sebagai suatu model yang baik dan komprehensif lihat Gambar 2. Model tersebut menggambarkan berbagai aspek yang dibutuhkan untuk mendukung suatu tourism development dan sekaligus menunjukkan betapa kompleksnya studi tentang tourism. Dengan mengenali berbagai komponen yang terlibat, maka akan lebih mudah untuk memahami interdependensi yang ada. Menurut Webster’s Dictionary ditulis oleh Thatcher, 1996 pariwisata tourism adalah suatu perjalanan ekskursi yang biasanya berakhir di titik awal mulanya kegiatan. Murphy 1985 memaknai pariwisata sebagai suatu kunjungan ke daerah lain, entah untuk keperluan bersena-senang pleasure, bisnis ataupun kombinasi dari keduanya. Adapun Holloway 1985 mengartikan pariwisata sebagai suatu kumpulan berbagai fenomena dan hubungan yang timbul karena adanya perjalanan dan kedatangan seseorang ke suatu wilayah dengan tujuan bukan untuk menetap dan bukan pula untuk mencari uang. Namun Prentice 1993 menyatakan bahwa secara prinsip pariwisata meliputi perjalanan berlibur, mengunjungi teman, perjalanan bisnis termasuk berbagai bentuk perjalanan lain yang setidak-tidaknya satu malam tinggal di luar rumah. Secara luas pariwisata didefinisikan oleh Spillane 1987 sebagai perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Batasan-batasan dan pengertian tersebut di atas kembali menunjukkan perbedaan pengertian tentang pariwisata tourism. Batasan dan pengertian yang dikemukakan oleh Holloway bahkan mencirikan ambiguitas antara pariwisata dan rekreasi recreation. Dalam berbagai literatur, “not connected to any earning activity ” adalah dikhususkan untuk mendefinisikan rekreasi. Avenzora 2003 menyatakan bahwa secara umum para scholars telah sepakat atas 5 lima karakteristik rekreasi, yaitu 1 harus dilaksanakan dalam waktu luang, 2 sukarela voluntarily, 3 menyenangkan, 4 tidak terikat akan aturan tertentu dan 5 tidak untuk mencari nafkah. Gambar 3 Ja’fari Model cited in Cooper et al., 1999. Secara umum konsumen dalam bisnis wisata merupakan orang-orang yang melakukan perjalanan, yang biasanya disebut wisatawan tourist. United Nation Conference on Travel and Tourism di Roma 1963 memberikan batasan yang umum, yang disebut pengunjung visitors, yaitu setiap orang yang mengunjungi negara yang bukan tempat tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari negara yang dikunjungi. United Nation Convention Concerning Customs Facilites For Touring 2001 mendefinisikan wisatawan merupakan orang yang datang ke suatu negara karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak- tidaknya 24 jam dan selama-lamanya enam bulan dalam tahun yang sama. Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi mengisi waktu senggang seperti bersenang-senang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, olahraga, bisnis, keluarga, perutusan dan pertemuan-pertemuan. Definisi tersebut senada dengan yang dikemukakan Organisasi Wisata Dunia WTO yang menyatakan wisatawan sebagai pelancong yang melakukan perjalanan pendek, yaitu yang melakukan perjalanan ke sebuah daerah atau negara lain dan menginap minimal 24 jam atau maksimal enam bulan di tempat tersebut untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga serta menuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah. Menurut Avenzora 2008 tipologi wisatawan yang dibuat oleh Plog 1987 cited in Lowyck, E., L. van Langenhove, and L Bollaert, 1993 dapat dipandang sebagai tipologi yang baik untuk mulai mengenali berbagai tipe dasar “tourist”, yaitu Venture-someness wisatawan yang mencari dan mengeksplorasi serta berkecenderungan sebagai pengguna pertama dari setiap destinasi yang mereka kunjungi; Pleasure-seeking wisatawan yang menginginkan sejumlah kenyamanan dan kemewahan dalam setiap aspek perjalanan yang mereka lakukan, baik dalam hal trasnportasi, akomodasi dan entertain; Impassivity wisatawan yang membuat keputusan perjalanan dengan cara yang sangat cepat, yang biasanya pada hanya babetapa menit menjelang keberangkatan sehingga dapat dikatakan hampir tanpa perencanaan; Self-confidence wisatawan yang ingin melakukan segala sesuatu yang sangat berbeda dari apa yang dilakukan orang lain, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pemilihan tapak wisata ataupun kegiatan wisata yang berbeda dengan pilihan umum; Planfulness wisatawan yang merencanakan perjalanannya secara baik tetapi tidak menyukai kegiatan-kegiatan dalam bentuk paket wisata yang terpimpin; Masculinity wisatawan yang berorientasi untuk mendapatkan kepuasan wisata melalui jenis aktivitas yang dilakukan dan mencari berbagai sumberdaya yang sangat tradisional, dimana biasanya perjalanan wisatanya cenderung dilakukan bersama keluarga; yang jika tidak maka mereka cenderung untuk memilih tinggal di rumah; Intellectualism wisatawan yang memberi perhatian dan mempunyai ketertarikan yang sangat besar terhadap aspek-aspek sejarah dan kebudayaan dari destinasi yang dikunjunginya; dan People orientation wisatawan yang menginginkan adanya kontak dan komunikasi dengan masyarakat di destinasi yang dikunjungi. World Tourism Organization 1995 menyatakan meskipun terdapat berbagai pemahaman mengenai batasan pariwisata, namun terdapat beberapa komponen pokok yang secara umum disepakati, khususnya dalam batasan pariwisata internasional, yaitu 1 traveler, yaitu orang-orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas, 2 visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan dan tidak bertujuan untuk mencari nafkah, pendapatan atau penghidupan di tempat tujuan, dan 3 tourist, yaitu bagian dari pengunjung yang menghabiskan waktu paling sedikit satu malam 24 jam di daerah yang dikunjungi. Richardson dan Fluker 20040 menyatakan bahwa semua definisi tentang pariwisata tersebut, meskipun berbeda dalam penekanan, selalu mengandung beberapa ciri pokok, yaitu 1 adanya unsur perjalanan travel, 2 adanya unsur tinggal sementara di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya dan 3 bukan bertujuan untuk mencari penghidupan. B. Ekowisata Dinamika Pengertian dan Makna Menurut Avenzora 2008 secara sederhana, perubahan paradigma pada sektor pariwisata dapat dipandang dari dua alasan yang mendasar, yaitu internal dynamics dan external dynamics. Secara internal, terjadinya perubahan adalah disebabkan oleh natural shift of trend. Adapun secara eksternal, timbulnya perubahan adalah sebagai akibat tekanan politik lingkungan global. Dijelaskan, dalam konteks sejarah dapat dikatakan bahwa perubahan paradigma tersebut berawal dari gerakan back to nature yang mulai menyebar secara global pada awal Tahun 80-an. Gerakan yang pada awalnya dapat dipandang sebagai natural trend telah berubah menjadi suatu gerakan formal bersamaan dengan munculnya deklarasi World Conservation Strategy pada tahun 1980. Bahkan pilar konservasi tersebut telah menjadi lebih kokoh dengan berdirinya lembaga World Commission on Environment and Development WCED pada tahun 1983, kemudian the Brundtland Document secara tegas menekankan pentingnya mengimplementasikan konsep berkelanjutan sustainability concept dalam setiap proses pembangunan. Akhirnya, dua dokumen penting tersebut menjadi lebih kuat ketika Agenda 21 dideklarasikan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 termasuk Agenda 21 for Travel and Tourism. Avenzora 2008 juga menjelaskan bahwa perubahan paradigma juga disebabkan oleh adanya inherent dynamics dalam tourism. Beberapa contoh variabel inheren tersebut adalah lingkaran keingintahuan the circle of curiosity dan ketertarikan preferences. Jika kondisi berbagai variabel penentu terjadinya “perjalanan” terpenuhi, maka holiday-taker akan cenderung untuk melakukan perjalanan wisata ke tempat atau obyek yang belum pernah dikunjungi. Pada sisi lain, faktor preferences mudah untuk dimengerti akan sangat bervariasi, baik dalam bentuk ataupun pola aksi atas trend yang ada. Menurut Avenzora 2008, the Federation of Nature and National Parks of Europe FNNPE; cited in Cerovsky, 1992 hanya mendefinisikan the term sustainable tourism dari sudut pandang “tourist” saja, yaitu “all form of tourist development, management and activity which enable a long life for the cultural activity of tourism, involving a sequence of economic tourism products, compatible with keeping in pertuity the protected heritage resources, be it natural, cultural or built, which give rise to tourism ”. Sementara Anko 1992 in Baines, et. al.. 1992; eds. menyatakan “the idea of sustainable tourism, in my mind at least, is to make these qualities available to the people to the degree and in a manner that will guarantee their preservation for the future generations who will likely perceive them differently than we do and for the sake of nature itself”.
. 249 82 338 458 40 180 266 361
ciri yang mendasar untuk kegiatan waktu luang adalah